BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata
dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada
kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan
bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada
dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah
memerintahkan manusia untuk memahami dan mengetahui alam semesta yang berisikan
ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu
jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu
mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.
Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah
terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk
makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah,
kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan
terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.
Kita
sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah dimuka
bumi. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini?!!,
yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mencari Ilmu. Inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah
protes lantaran adam memiliki jabatan sebagai khalifah. Seperti yang dikatakan
Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34
“Dan ingatlah tatkala kami berkata
kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis
enggan dia dan menyombongkan diri, karena dia adalah dari golongan makhluk yang
kafir.”
Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah yang
membuat manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika dibandingkan
dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa. Bisa
disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut
asma-Nya tapi juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini
adalah karunia yang besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur dan mampu
memanfaatkannya dengan baik.
II. Rumusan.......
3
II. Rumusan
Permasalahan
Dari uraian
tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah perkembangan sains dan teknologi, serta
karakteristik dna sumbernya ?
2. Bagaimanakah pandangan islam terhadap akal
dan wahyu?
3. Bagaimanakah motivasi islam dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan ?
III. Tujuan
dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah Ilmu
Pengetahuan Islam ini adalah untuk mengetahui perspektif serta motivasi islam
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dan manfaat penyusunan makalah Ilmu
Pengetahuan Islam ini untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah khazanah
keilmuan tentang Ilmu pengetahuan dalam islam sehingga dapat mewarnai menambah
pengtahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi informasi tambahan atau
pembanding bagi pengetahuan lain dengan masalah sejenis.
Manfaat penyusunan makalah
Ilmu Pengetahuan Islam ini adalah untuk kepentingan praktis, yaitu kontribusi terhadap pemikiran Islam serta
menghadirkan Islam secara lebih komprehensif..
BAB II......
4
BAB II
PEMBAHASAN
ILMU PENGETAHUAN TENTANG ISLAM
A. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik
dan Sumbernya
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami,
mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan
dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti
mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Pendidikan Islam secara etimologis diterjemahkan kedalam bahasa Arab
‘’Tarbiyah’’ dengan kata kerjanya ‘’Robba’’ yang berarti mengasuh atau
mendidik, memelihara. Menurut pendapat Ahli, Ki Hajar Dewantara pendidikan
adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. (
Hasbullah, 2001:4).
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan Jasmani dan Rohaninya kearah kedewasaan.
Dengan demikian pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik
terhadap perkembangan Jasmani, rohani dan akal peserta didik kearah terbentuknya
pribadi muslim yang baik.(Insan Kamil)
Usaha..........
5
Usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-ayat Allah di segenap
penjuru alam semesta melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural sciences),
sedangkan usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-ayat Allah dalam
kehidupan manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan budaya (social
and cultural sciences).
Pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang
yang beriman maupun yang tidak beriman, asalkan memiliki sikap intelektual dan
kemampuan metodologi ilmiah, sebab ayat-ayat Allah bersifat:
1. pasti (Al-Furqan 2)
2. tidak pernah berubah (Al-Fath 23)
3. obyektif (Al-Anbiya’ 105)
B.
Akal dan Wahyu dalam Islam
Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang
dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
Materi
“aql” dalam al-Qur’an terulang sebanyak 49 kali, kecuali satu, semuanya datang
dalam bentuk kata kerja seperti dalam bentuk ta’qilun atau ya’qilun. Kata kerja
ta’qilun terulang sebanyak 24 kali dan ya’qilun sebanyak 22 kali, sedangkan
kata kerja a’qala, na’qilu dan ya’qilu masing-masing satu kali (Qardawi, 1998:
19). Pengertian akal dapat dijumpai dalam penjelasan ibnu Taimiyah (2001: 18).
Lafadz akal adalah lafadz yang mujmal (bermakna ganda) sebab lafadz akal
mencakup tentang cara berfikir yang benar dan mencakup pula tentang cara
berfikir yang salah. Adapun cara berfikir yang benar adalah cara berpikir yang
mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan dalam syar’a. Lebih lanjut, Ibnu
Taimiyah dalam bukunya yang berjudul Hukum Islam dalam Timbangan Akal dan
Hikmah juga menyinggung mengenai kesesuaian nash al-Qur’an
Dengan.........
6
dengan akal, jika ada pemikiran yang bertentangna
dengan akal maka akal tersebutlah yang salah karena mengikuti cara berpikir
yang salah.
Hampir semua ahli sejarah menyatakan bahwa daerah
Indonesia yang Mula-mula dimasuki Islam ialah daerah aceh. (taufik Abdullah,
1983:4). Berdasarkan kesimpulan seminar tentang masuknya Islam ke indonesia
yang berlangsung di Medan pada tanggal 17-20 maret 1963, yaitu :
-
Islam pertamakalinya telah masuk ke Indonesia pada
Abad ke-7 M, dan langsung dari Arab.
-
Daerah yang pertama kali didatangi oleh Islam adalah
pesisir Sumatera, adapun kerajaan Islam yang pertama adalah di Pasai.
-
Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang
Islam Indonesia ikut aktif mengambil peranan dan proses penyiaran Islam
dilakukan secara damai.
-
Keterangan Islam di Indonesia ikut mencerdaskan Rakyat
dan membawa peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadianbangsa Indonesia.
Pusat keunggulan pengkajian Islam pada tiga kerajaan
Islam di Aceh :
1. Kerajaan
Islam pertama di Indonesia adalah Samudra pasai, yang didirikan pada abad ke-10
Masehi dengan Raja pertamanya Malik ibrahim bin Mahdum. Yang ke dua bernama
malik Al-Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar syah (tahun 1444 M / Abad
ke-15 H).
2. Kerajaan
Islam ke dua di indonesia adalah Perlak di Aceh. Rajanya yang pertama adalah
Sultan Alaudin ( tahun 1161-1168 H/abad 12 M). Kerajaan Islam Perlak juga
memiliki pusat pendidikan Islam Dayah Cot Kala. Dayah disamakan dengan
perguruan tinggi, materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab, Tauhid, Tasawuf,
Ahlak, Ilmu Bumi, Ilmu Bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq,
ilmu falaq dan filsafat. Pendirinya adalah Ulama Pangeran Teungku Chik. M.
Amin, pada akhir abad ke-3 H, abad 10 M.
3. Kerajaan
Aceh Darussalam, Proklamasi Kerajaan Aceh Darussalam adalah hasil peleburan
kerajaan Islam Aceh di belahan barat dan kerajaan Islam Samudra Pasai di Belahan Timur.
7
Islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, diantara hal yang
menunjukan perhatian dan penghormatan islam kepada akal adalah :
a. Islam
memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dalam rangka mendapatkan hal-hal
yang bermanfaat bagi kehidupannya. Islam mengarahkan kekuatan akal kepada
tafakkur (memikirkan) dan merenungi (tadabbur) ciptaan-ciptaan Allah dan
syari’at-syari’atnya sebagaimana dalam firmanNya,
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang
(kejadiaan) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang
ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) benar dan waktu yang telah
ditentukan, Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia
benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.
(QS. Ar-Rum)
“ Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan)
hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal”, (Al Baqarah : 184),
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan sholat pada hari Jum’at, maak bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. (QS. Jumu’ah : 9).
b.
Islam melarang manusia untuk taklid buta kepada adat
istiadat dan pemikiran-pemikiran yang bathil sebagaimana dalam firman Allah, dan
apabila dikatakan kepada mereka, ”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab, “(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”, (Apakah mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui sesuatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk? (QS. Al Baqarah : 170).
8
c.
Islam memerintahkan manusia agar belajar dan menuntut
ilmu sebagaimana dalam firman Allah, ”Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama.”(QS. At Taubah : 122).
d.
Islam memerintahkan manusia agar memuliakan dan
menjaga akalnya, dan melarang dari segala hal yang dapat merusak akal seperti
khomr, Allah berfirman,
“Hai,
orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (Al Maidah, 90).
e. Definisi
Wahyu
Wahyu sendiri dalam al-Qur’an disebut dengan kata al-wahy yang memiliki
beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama bagi sesuatu
yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabiNya,
sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz al-Qur’an (as- Shieddiqy: 27). Untuk
selanjutnya, dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata wahyu.
Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan
rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu adalah sesuatu yang dimanifestasikan,
diungkapkan. Ia adalah pencerahan, sebuah bukti atas realitas dan penegasan
atas kebenaran. Setiap gagasan yang di dalamnya ditemukan kebenaran ilahi
adalah wahyu, karena ia memperkaya pengetahuan sebagai petunjuk bagi manusia
(Haque, 2000: 10). Allah sendiri telah memberikan gambaran yang jelas mengenai
wahyu ialah seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 16
yaitu:
9
“Dengan Kitab
Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus”
Pengertian
wahyu dalam ilmu pengetahuan adalah kitab al-Qur’an yang di dalamnya merupakan
kumpulan-kumpulan dari wahyu yang membenarkan wahyu-wahyu sebelumnya (taurat,
injil, zabur) dan diturunkan oleh Allah hanya kepada Nabi Muhammad SAW selama
hampir 23 tahun (Haque, 2000: 19).
Wahyu, menurut Kamus Al-Mufrâdât fî Ghara`ibi`l-Qur`ân, makna aslinya
adalah al-‘Isyaratu`s-sarî’ah. Artinya, isyarat yang cepat yang dimasukkan ke
dalam hati seseorang atau ilqâ’un fi`r-rau`i, maksudnya yang disampaikan dalam
hati.
f. Fungsi Wahyu
1. Wahyu merupakan sumber pokok
ajaran Islam.
2. Wahyu
sebagai landasan berpikir. Semua produk pemikiran (ilmu, teori, konsep dan
gagasan) tidak boleh lepas dari wahyu, baik makna tersirat maupun tersurat.
3. Wahyu
sebagai landasan berbuat, bersikap, berperilaku dalam semua segi kehidupan.
C.
Motivasi Islam dalam
Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya"
(Al-'Alaq : 1-5)
10
Ayat tersebut diatas mendorong Umat Islam untuk pandai
membaca, berfikir dan berkreasi. semakin banyak membaca, semakin banyak manfaat
yang diperoleh. Ilmu akan bertambah, bahasa makin baik, dan wawasan makin luas.
Bacalah alam ini. Bacalah Al Qur'an ini. Bacalah buku-buku ilmu pengetahuan.
Jadi, membaca merupakan kunci pembuka untuk mempelajari ilmu pengetahuan.
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yang dicerminkan dalam
wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut diatas. Begitu
besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga setiap orang Islam
baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu.
Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya dibanding
dengan yang tidak berilmu. Atau dengan kata lain, kedudukan mulia tidak akan
dicapai kecuali dengan ilmu.
Firman Allah SWT : "Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al Mujadilah : 11)
Ilmu Memperkuat Iman
Ilmu pengetahuan dapat memperluas cakrawala dan memperkaya bahan
pertimbangan dalam segala sikap dan tindakan. Keluasan wawawasan, pandangan
serta kekayaan informasi akan membuat seseorang lebih cenderung kepada
obyektivitas, kebenaran dan realita. Ilmu yang benar dapat dijadikan sarana
untuk mendekatkan kebenaran dalam berbagai bentuk. Tentunya bagi seorang
muslim, dibalik wajah-wajah kebenaran itu tersirat kebenaran yang mutlak adalah
Allah SWT. Dengan kata lain, ilmu yang benar mendorong seseorang beriman kepada
Allah SWT. Bahkan lebih dari itu, ilmu yang benar dapat pula memperkuat dan
meningkatkan keimanan seseorang. Ilmu dapat memperkuat iman, dan iman
melahirkan kepatuhan dan tawadhu' kepada Allah SWT.
11
Firman Allah SWT : "Dan
agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini Al Qur'an itulah yang hak
(petunjuk yang benar) dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepada-Nya" (al Hajj : 54).
Dari salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud : "Dari
Abu Darda' berkata, saya mendengar Rasulallah SAW bersabda : 'Kelebihan
seseorang alim dari seseorang 'abid (banyak ibadah) seperti kelebihan bulan
pada bintang-bintang".
Menurut hadits ini orang yang berilmu melebihi dari orang yang banyak
ibadah laksana bulan melebihi bintang-bintang. Ilmu manfaatnya tidak terbatas,
bukan hanya bagi pemiliknya. Tapi ia membias ke orang lain yang mendengarkannya
atau yang membaca karya tulisnya. Sedangkan ibadah manfaatnya terbatas hada
pada sipelakunya.
Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal dunia, semua amalnya terputus
kecuali tiga : sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu
mendo'akan kedua orang tuanya" (HR. Muslim).
Membaca dan menulis, adalah “jendela ilmu pengetahuan”. Dijelaskan, dengan
membaca dan menulis akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak
diketahui (‘allamal-insana maa lam ya’lam). Ilham dan ilmu belum berakhir.
Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan dorongan kepada manusia untuk
mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap perubahan zaman dan
pergantian masa. Adapun keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah, antara lain :
1. Yang mengetahui pengertian ayat-ayat
mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-orang yang dalam ilmunya (QS.2:7)
2. Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah (QS.3:18)
3. Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang
Maha Tahu (QS.12:76)
12
4. Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak
tahu, (QS.16:43, dan 21:7)
5. Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak
mempunyai ilmu tentang itu (QS.17:36)
6. Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit
sekali (QS.17:85)
7. Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah
(QS.20:114)
8. Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama)
tidak sampai tentang akhirat (QS.27:66)
9. Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa
mengerti (QS.29:43)
10. Yang
takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)
11. Tuhan
meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang berilmu beberapa
tingkatan (QS.58:11)
12. Tuhan
mengajarkan dengan pena (tulis baca) dan mengajarkan kepada manusia ilmu yang belum diketahuinya (QS.96:4-5)
Keutamaan
orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam
ayat-ayat berikut:
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu
dengan orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar [39] : 9).
“Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan)
kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah
itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman
Allah.” (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).
“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Mujaadilah [58] :11)
Rasulullah..................
13
Rasulullah SAW pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya
dengan sebaik mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat
menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.” (Al-Hadits Nabi
SAW).
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah
mencintai para penuntut ilmu.” (Al-Hadits Nabi SAW).
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
IV. Kesimpulan
Dari uraian
pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ilmu (atau
ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
2. Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah
kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya,
manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
3. Wahyu sendiri dalam al-Qur’an disebut dengan
kata al-wahy yang memiliki beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu
adalah nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam
dada nabi-nabiNya, sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz al-Qur’an (as-
Shieddiqy: 27). Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya terbatas pada
penggunaan kata wahyu.
4. wahyu adalah......
14
4. Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang
diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu
adalah sesuatu yang dimanifestasikan, diungkapkan.
5. Alquran dan Al Sunnah merupakan sumber ilmu
pengetahuan yang utama dlaam islam.
6. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan dan mewajibkan kepada ummatnya untuk senantiasa mencari ilmu.
V. Saran
1. Sebagai
umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi umat
manusia.
2. Dapat
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan umat
manusia.
3. Menjadikan
Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya merupakan sumber
ilmu yang paling utama.
VI. PENUTUP
Demikian
makalah ini kami buat dan sampaikan kepada pembaca sekalian. Makalah ini dibuat
bukan semata – mata dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Peserta Didik,
akan tetapi lebih bertujuan pada pemahaman kita tentang masalah yang dibahas
dan disajikan pada makalah ini. Pada akhirnya kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi kita semua.
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar